Bom E120, salah satu senjata biologi yang
berisi 0.1 kg agen biologi cair dan dikembangkan pada tahun 1960-an.
Kemajuan ilmu bioteknologi (terutama rekayasa
genetika) memiliki dampak negatif dan positif dalam pengembangan senjata
biologi. dalam positif yang ditimbulkan adalah munculnya metode dan berbagai
cara deteksi, identifikasi, dan neutralisasi agen
biologi patogen secara
lebih cepat. Berbagai
jenisvaksin dan anti-toksin juga
telah dikembangkan untuk mengontrol bakteri dan virus patogen yang digunakan
sebagai senjata biologi. Modifikasi materi genetik/DNA organisme juga
telah diterapkan untuk membuat racun, elemen yang menular, maupun senjata
biologi yang mematikan. Data Proyek Genom Manusia (Human Genome
Project) juga telah dimanfaatkan untuk meningkatkan sistem pertahanan sipil dan nasional suatu
negara dalam melawan penggunaan dan pembuatan senjata biologi serta
mengembangkan antibiotik dan vaksin baru.
Kemajuan bioteknologi juga
dapat disalahgunakan oleh sebagian orang untuk mengembangkan senjata biologi
yang sangat berbahaya, contohnya adalah menghasilkan organisme makroskopis yang
secara genetik sudah dimodifikasi untuk memproduksi toksin atau racun
berbahaya. Berbagai agen biologi patogen juga dapat direkayasa secara
genetik agar lebih tahan atau stabil pada kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan dan memiliki resistensiterhadap antibiotik, vaksin,
dan terapi yang
sudah ada. Selain itu, bioteknologi juga dimanfaatkan untuk pembuatan agen
biologi yang tidak dapat dikenali oleh sistem imun atau antibodi tubuh
karena profil imunologisnya telah diubah. Apabila senjata biologi yang
telah dikembangkan dimanfaatkan untuk bioterorisme atau
penyalahgunaan lainnya maka akan timbul kekacauan di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar