Rabu, 05 Desember 2012

Senjata Biologis, Sisi Kelam Revolusi Bioteknologi


Peranan teknologi memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek. Apalagi pada era globalisasi seperti sekarang, segala hal yang dahulu rasanya tidak akan mungkin pernah terjadi justru saat ini menjadi hal yang sangat lumrah untuk ditemui di sekitar kita. Perkembangan teknologi yang begitu pesatlah penyebabnya. Teknologi yang pada awalnya hanya bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia sekarang nyaris mampu menggantikan peranan langsung manusia itu sendiri dalam melakukan berbagai macam pekerjaan. Tentu saja, hal ini membawa keuntungan berlipat bagi manusia melebihi apabila kita tidak memanfaatkan penggunaan teknologi tersebut.


Bioteknologi
Dunia biologi dan kesehatan tentunya turut terkena imbas perkembangan pesat teknologi ini. Pernah mendengar istilah bioteknologi? Bioteknologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pemanfaatan makhluk hidup sehingga dapat menghasilkan barang atau jasa untuk kepentingan hidup manusia. Dengan kata lain, bioteknologi memanfaatkan teknologi yang diterapkan kepada makhluk hidup untuk menghasilkan suatu produk yang berguna bagi manusia. Contoh produk bioteknologi sederhana adalah salah satu makanan favorit rakyat Indonesia, tempe.

Revolusi Bioteknologi
Awal abad ke-20 merupakan era baru bagi sejarah dunia kesehatan. Teknologi di bidang ini mengalami perkembangan pesat seiring dengan revolusi-revolusi di bidang teknologi lainnya, seperti teknologi komunikasi dan transportasi. Penemuan mikroskop menjadi tonggak sejarah penanda kemajuan dunia bioteknologi.
Anda pernah mendengar istilah ‘kloning’ atau ‘rekayasa gen’, bukan? Bagaimana dengan fertilisasi in vitro alias bayi tabung? Rasanya telinga ini cukup akrab dengan istilah-istilah di atas.
Sudah bukan merupakan hal yang mustahil bagi para petani untuk menentukan sendiri karakter tanaman yang diinginkan. Bioteknologi memungkinkan mereka untuk mendapatkan buah atau sayuran dengan sifat yang unggul. Begitu juga dalam urusan kesehatan manusia, contohnya ketika Alexander Fleming menemukan organisme yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Organisme ini pada akhirnya dijadikan penisilin untuk mengobati luka para prajurit di medan perang. Selain itu, bioteknologi dapat dimanfaatkan untuk membantu para penderita diabetes melalui pembuatan hormon insulin dengan melakukan rekombinasi DNA. Banyak lagi contoh pemanfaatan bioteknologi modern, sehingga dapat disebut juga kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan ini dapat menyelamatkan ribuan nyawa manusia.
Namun, apa yang akan terjadi jika teknologi tersebut malah berbalik mengontrol hidup manusia? Bagaimana pula jika penggunaan teknologi ini telah melewati ambang kewajaran, padahal kita tahu betul apapun yang dilakukan secara berlebihan pastilah akan menimbulkan dampak negatif. Hal yang dapat lebih mengerikan lagi, bagaimana jika penggunaan teknologi ini justru merugikan orang banyak?


Senjata Biologis, Strategi Perang Modern
Seperti apakah bentuk senjata biologis itu? Seberapa bahayakah jika dibandingkan dengan granat atau bom?
Senjata biologis adalah senjata yang menggunakan agen biologis seperti kuman bakteri atau virus agar menyebabkan kesakitan hingga kematian pada manusia. Cara ini digunakan agar musuh dalam perang dapat dilumpuhkan seketika. Memang, kuman ini diperoleh secara alamiah. Akan tetapi, dengan bantuan kecanggihan bioteknologi saat ini, kuman-kuman tersebut dapat dimodifikasi sedemikian rupa dan menjadi kebal atau resisten terhadap pengobatan yang telah ada sehingga kemampuannya untuk menyebabkan penyakit dapat ditingkatkan. Selain itu, modifikasi pada struktur DNA kuman-kuman tersebut juga dilakukan untuk menambah kekuatan penyebaran agar semakin mudah menyebar ke lingkungannya baik melalui media perantara udara, air, atau makanan.
Senjata biologis ini digunakan karena bahayanya yang bersifat laten. Waktu yang dibutuhkan senjata biologis untuk bekerja biasanya sekitar beberapa jam hingga beberapa hari sehingga tidak menimbulkan kecurigaan musuh hingga kuman-kuman patogen tersebut menyebar dan menginfeksi mereka. Selain itu, penggunaan senjata ini dalam peperangan atau biasa dikenal dengan istilah bioterorisme juga sulit dilacak dan dideteksi.
Beberapa agen biologis yang pernah digunakan dalam sejarah peperangan di dunia adalah Bacillus anthracis yang menyebabkan penyakit antraks, Vibrio cholerapenyebab kolera, serta Clostridium botullinum penyebab keracunan makanan.
Entah hanya isu belaka atau memang fakta, penyakit AIDS yang pertama kali ditemukan pada tahun 1959 dan dibawa oleh virus HIV, juga merupakan senjata biologis yang diciptakan oleh pihak-pihak tertentu. Namun, tujuan penciptaannya bukan untuk menghancurkan musuh dalam perang, melainkan untuk menghabisi ras-ras tertentu dari muka bumi. Sungguh ironis, mengingat korban dari benua Afrika adalah yang paling banyak tewas akibat virus ini. Benar atau tidaknya isu ini masih merupakan misteri. Sedangkan untuk menuduh pihak-pihak tertentu juga rasanya tak adil, karena lagi-lagi kejahatan bioterorisme ini sulit untuk dilacak keberadaannya.
Lalu, apakah hubungannya kemajuan dalam bioteknologi dengan menjamurnya penggunaan senjata biologis di muka bumi ini?
Senjata biologis adalah salah satu bentuk penggunaan bioteknologi yang telah disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan di tengah kerugian orang lain. Dalam peperangan misalnya, senjata ini tidak hanya akan melumpuhkan musuh, masyarakat sekitar yang tidak mengerti apa-apa mengenai perang juga akan mendapat imbasnya, mengingat jauhnya jangkauan agen biologis yang dapat menginfeksi tersebut. Bioterorisme malah cenderung berdampak buruk dibanding penggunaan senjata lainnya karena sifatnya yang tidak terdeteksi ini. Walaupun pihak-pihak yang telah memutasi gen-gen dalam agen biologis tersebut tentunya sudah memiliki vaksin atau penangkal bagi penyakit yang mungkin dapat timbul, namun kenyataannya tidak semudah itu untuk membersihkan wabah yang telah menyebar. Lagi-lagi, masyarakatlah yang jadi imbasnya.
Sedangkan penggunaan senjata biologis untuk isu kasus pemusnahan ras-ras tertentu, apabila benar adanya, tentunya merupakan perbuatan yang sangat biadab dan tidak berperikemanusiaan.
Apapun alasannya, pemanfaatan kemajuan teknologi yang tidak pada tempatnya dapat menimbulkan banyak kerugian bagi banyak pihak. Tidak hanya dalam bentuk penciptaan senjata biologis ini, namun juga pada hal-hal lainnya. Sebagai manusia yang telah diberikan akal dan hati oleh Yang Maha Kuasa, sinkronisasi antara keduanya mesti terjalin sehingga penyalahgunaan-penyalahgunaan ini tidak terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar